Jumat, 10 Juni 2011

TIDAK LULUS UJIAN NASIONAL....MENGAPA?

Ujian Akhir Nasional? Tentu saja tidak lepas dari cerita lulus tidaknya seorang siswa, dan sudah tentu siapa saja yang pernah duduk dibangku sekolah adalah melewati yang namanya ujian, baik itu ujian semester maupun ujian akhir. Bayangan lulus gugur sudah hadir disetiap siswa, dan tentu saja, reaksi demi reaksi pun tersimpan rapat didalam otak. Lalu apa reaksi yang dimaksud ketika diumumkan lulus atau gugur? Tentu saja sudah banyak yang tahu, bagi mereka yang lulus pasti reaksinya adalah gembira, wajah bahagia tergambar disetiap siswa yang memegang amplop kelulusan, bahkan kebanggaan itu dirayakan dan dinikmati dengan kegiatan yang sudah direncanakan entah itu rekreasi, makan bareng, atau apa saja. 

Bagaimana dengan mereka yang tidak lulus, menyalahkan guru, menyalahkan kepala sekolah, atau memang kesalahan sendiri? Ini menjadi topik inti dari pembahasan ini, semoga menarik untuk diambil pelajaran. Bagi yang lulus, tentu adalah sebuah kekecewaan. Siapapun anda, dia dan mereka, bila menerima cek ketidalulusannya, sudah pasti akan merasa marah, sedih, kecewa bahkan ada yang memberontak, atau bunuh diri karena dinyatakan tidak lulus. Lulus atau tidak, tentu saja tidak lepas dari berbicara tentang sistem atau keterikatan aturan yang sudah diikuti dan ditetapkan oleh pihak sekolah atau lembaga terkait dengan pendidikan. Tidak sedikit mereka yang tidak lulus adalah mereka yang tidak mengikuti sistem atau aturan yang ada disekolah. Berapa banyak siswa yang taat pada aturan, tunduk pada prosedur sekolah, berapa banyak siswa yang membangkang, malas belajar, cenderung bolos, tidak mengerjakan rugas, tidak hadir dalam pelajaran, mabuk-mabukan, bahkan ugal-ugalan dan sering berkelahi dengan teman-temannya, hal ini tentu saja bertentangan dengan ketentuan sekolah, karena itulah siswa dipertimbangkan untuk lulus. 

Namun, kadang siswa atau orang tua tidak memahami bagaimana kondisi siswa dengan sekolahnya. Kebanyakan orang tuanya mengetahui anaknya sudah berangkat sekolah, sementara dalam absen pelajaran tidak hadir. Dan bisa kurangnya komunikasi juga yang mungkin memperlebar rentang pihak sekolah dengan orang tua siswa. Kecenderungan menyalahkan guru atau sekolah tentu saja sangat jelas bila keadaannya seperti diatas, dan biasanya menjada alasan mentah bagi siswa untuk memenangkan dirinya dihadapan orang tuanya, dengan mengatakan sekolah itu tidak baik untuk saya, kepala sekolah selalu menyalahkan saya, saya tidak mengerti cara menagajar guru, atau guru-guru tidak menyayangi saya. 

Apapun alasannya, tentu saja ini menyentuh sebuah sistem sekolah, guru mengajar dan bagaimana cara mengajarnya tentu saja telah diatur melalui sistem pendidikan, cara kepala sekolah menerapkan aturan tentu saja mengacu pada aturan yang lebih tinggi lagi, termasuk memberikan cinta dan kasih sayang kepada siswa. Jika saya diperhadapkan dengan orang yang menyalahkan guru sekolah karena tidak lulus, saya pasti akan mengatakan anda tidak mengikuti sistem disekolah maka sekolah itu tidak meluluskan kamu. Benar atau tidak, coba pikirkan saja, berapa banyak yang lulus dan berapa banyak yang tidak lulus ujian. 

Kecenderungan siswa menyalahkan guru terletak pada berapa yang lulus dan tidak lulus. Bila kelulusan itu mencapai lebih dari 90% keatas maka tentu saja tidak ada alasan yang mendasar bahwa guru tidak mengajar dengan baik, itu berarti sistem telah berjalan dengan baik, tetapi jika lulusan hanya beberapa persen saja dari total jumlah siswa, baru bisa dipertanyakan kinerja guru seperti apa dan bagaimana penerapan sistem pembelajaran. Melihat fenomena yang ada sekarang, kelulusan siswa sudah cukup bagus (>90%). Artinya "kesalahan" terbesar jika ada siswa tidak lulus ada pada SISWA SENDIRI yang berarti siswa tersebut tidak mempersiapkan sebaik mungkin untuk kebaikan dirinya

Dulu saya masih sekolah melihat hal ini. Disekolah saya menimba ilmu, 8 % dari siswa yang dinyatakan tidak lulus, dan ini disandang oleh mereka yang selama ini membangkang aturan sekolah, mereka adalah yang senang tauran, ugal-ugalan, sering bolos, jarang masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas, bahkan cenderung melawan guru, jadi bukan sebuah alasan, bila tidak lulus lantas menyalahkan guru.